Tahun Penebusan-Nya
…..
Tanda dari Hari Pembalasan itu
(Yesaya pasal. 63)
ita akan
mempelajari buku Yesaya pasal enam puluh tiga. Kita akan menemukan di dalam
pasal ini adanya sebuah percakapan nubuatan di antara tiga orang : yaitu, nabi
itu, Tuhan, dan seseorang yang hidup pada masa nubuatan dari pasal ini menemui
kegenapannya. Beberapa pokok dalam percakapan itu adalah Edom, Israel kuno,
kelepasan mereka dari Mesir dan penebusan umat pada hari kata-kata firman ini
menemui kegenapannya. Bagian yang harus banyak menarik perhatian kita ialah
supaya mengetahui waktu kegenapannya. Untuk dapat memperoleh pengetahuan ini,
saya akan membacakan ayat 16. “Tidak diragukan lagi bahwa Engkaulah Bapa
kami, sekalipun Ibrahim tidak mengetahui akan hal kami, dan Israel pun tidak
mengakui kami : maka Engkau, Ya Tuhan, adalah Bapa kami, Penebus kami; nama-Mu
sudah ada semenjak dari kekekalan.” Yesaya 63 : 16.
Kata-kata dari
orang yang berbicara atas nama orang banyak itu, yaitu mereka yang dibawa
menghadapi langsung wahyu dari pasal ini, mengungkapkan bahwa ia dan
orang-orangnya itu adalah tidak dikenal oleh Ibrahim. Karena Ibrahim mengetahui
benar akan hal bangkitnya Israel
kuno yang lalu, tetapi sama sekali tidak mengetahui akan hal bangkitnya
orang-orang Kristen, maka tak dapat tiada orang-orang Kristen itulah umat yang
tidak dikenalnya. Oleh sebab itu jelaslah kebenarannya bahwa pasal itu akan
menemukan kegenapannya di dalam sejarah Kristen. Kini untuk menemukan apakah
iaitu membicarakan Kristen yang mula-mula atau Kristen yang terkemudian, kita
harus membaca ayat 18 dan 19, juga Jesaya 64 : 10, 11, karena pokok masalah
dari pasal 64 itu hanya merupakan kelanjutan dari pasal 63 :
“Umat dari
kesucianMu itu telah menguasai pemilikannya tetapi hanya sementara: musuh-musuh
kami telah menginjak-injak kaabah kesucianMu. Kami adalah milik-Mu. Engkau
belum pernah memerintah atas mereka itu, mereka itu tidak dipanggil dengan
nama-Mu. - Jesaya 63 : 18, 19.
“Kota-kota-Mu yang
suci adalah sebuah padang belantara, Sion ialah sebuah padang belantara,
Jerusalem sebuah tempat yang sunyi. Rumah kami yang suci dan indah, dimana
nenek moyang kami telah memuja Dikau, sudah dibakar habis dengan api : dan
semua barang kepunyaan kami yang indah-indah sudah menjadi reruntuhan.”
Jesaya 64 : 10, 11.
Di sinilah
tampak bahwa kerinduan orang banyak itu ialah pemulihan kembali kaabah itu, dan
agar tanah perjanjian itu dimiliki kembali oleh mereka. Kenyataannya kini bahwa
“kaabah” dan “tanah” itu masih berada di tangan kekuasaan orang-orang Arab dan
orang-orang Yahudi yang bukan umat (orang-orang yang belum pernah dipanggil
oleh nama-Nya, belum pernah disebut Kristen) membuktikan dengan pasti bahwa
pasal 63 dan 64 itu akan digenapi di paruh terakhir dari sejarah Kristen,
bagian di mana masa dari orang-orang kapir di tanah perjanjian akan sepenuhnya
digenapi. Lagi pula, karena pasal-pasal ini baharu kini diungkapkan kepada
kita, dan juga karena kenyataannya pekabaran bagi masa kini telah membuat kita
berseru kepada Tuhan memohonkan kelepasan yang sedemikian ini, maka semua
kenyataan ini menunjukkan bahwa masa bagi kegenapan nubuatan yang terdapat di dalam
pasal-pasal ini sudah tiba di sini. Karena anda kini mengetahui dengan pasti
bahwa pasal-pasal ini berkaitan dengan anda dan saya, maka kita kini siap untuk
mulai mempelajarinya pasal demi pasal -----
Jesaya 63 : 1 ---
“Siapakah ini yang datang dari Edom, dengan baju yang terlabur merah dari
Bozrah ? Inilah yang mulia pakaian-Nya, yang berjalan dalam kebesaran
kekuatan-Nya ? Aku yang berbicara dalam kebenaran, bekuasa untuk menyelamatkan.”
Dalam khayal nabi
itu menyaksikan seseorang dengan baju yang terlabur merah bergegas-gegas
kembali dari Edom
dan Bozrah. Terhadap pertanyaan nabi itu yang berbunyi : “Siapakah ini yang
datang dari Edom, dengan baju yang terlabur merah dari Bozrah ?” jawabannya
berbunyi : “Aku yang berbicara dalam kebenaran, berkuasa untuk
menyelamatkan.”
Siapakah lagi orang
ini kalau bukan Tuhan sendiri, Juruselamat dunia, Dia yang berkuasa untuk
menyelamatkan itu ?
Kembali lagi nabi
itu bertanya,
Yesaya 63 : 2 --- “Mengapakah pakaian-Mu
semerah itu, dan baju-Mu seperti baju pengirik buah anggur ?
Jawaban terhadap
semua pertanyaan ini memperlihatkan suatu rangkaian peristiwa-peristiwa
penting, yaitu peristiwa-peristiwa yang dicatat pada
Yesaya 63 : 3 – 5 --- “Aku seorang diri melakukan pengirikan itu, dan dari mereka itu tidak
seorangpun ikut bersama-Ku : karena aku akan mengirik mereka itu dalam
murka-Ku, dan menginjak-injak mereka dalam amarah-Ku; maka darah mereka akan
tepercik pada baju-Ku, dan aku akan menodai seluruh pakaian-Ku. Karena hari
pembalasan itu sudah ada di dalam hati-Ku, dan tahun penebusan-Ku ada datang.
Dan sudah Ku pandang, tetapi tidak ada seorangpun membantu ; maka heran Aku
karena tidak ada seorangpun menunjang : olehnya itu lenganKu sendirilah yang
membawa keselamatan bagi-Ku; dan murka-Ku itulah yang menunjang-Ku.”
Kata-kata
: “Aku seorang diri melakukan pengirikan itu,” “Sudah Ku pandang, tetapi
tidak ada seorangpun membantu, maka heran Aku karena tidak ada seorang pun
menunjang” (sekaliannya dalam ‘past tense’/masa lampau) menunjukkan
semangat dan tekad dari Juruselamat untuk menyelamatkan umat-Nya yang sesat
pada kedatangan-Nya yang pertama, sekalipun tidak ada seorangpun bersama-Nya
untuk membantu, artinya, semua imam dan para pemimpin agama – General
Conference di zaman-Nya (Sanhedrin) telah menentang Dia gantinya membantu dalam tugas-Nya. Tetapi kata-kata : “karena
Aku akan mengirik mereka itu dalam murka-Ku, dan menginjak-injak mereka itu
dalam amarah-Ku, maka darah mereka akan
tepercik pada baju-Ku, dan Aku akan menodai seluruh pakaian-Ku, karena; hari
pembalasan itu sudah ada di dalam hati-Ku, dan tahun penebusan-Ku ada datang;
dan sudah Ku pandang, tetapi tidak ada seorangpun membantu; dan heran Aku
karena tidak ada seorangpun menunjang : oleh karena itu lengan-Ku sendiri
membawakan selamat bagiKu, dan amarah-Ku, itulah yang menunjang-Ku
(semuanya dalam ‘future tense’/ masa yang akan datang) --- menunjukkan kepada
kondisi sidang yang sekarang yang bukan saja sama buruknya dengan kondisi pada
kedatangan-Nya yang pertama, melainkan bahkan jauh lebih buruk lagi. Betapa
tepatnya sejarah itu berulang.! Sementara hari pembalasan itu makin mendekat,
maka orang-orang yang dianggap menunjang dan membantu dalam pekerjaan penebusan,
yaitu para pendeta dan para pemimpin agama, Sanhedrin contoh saingan masa kini
(General Conference) kini justru tampak sedang menutup jalan, berdiri
menghalangi Dia mencapai umat-Nya. Demikianlah mereka membangkitkan amarah-Nya,
sehingga perlu Ia bangkit membebaskan umat-Nya dari tangan-tangan para gembala
yang tidak setia itu. Merekalah yang membuat Dia menodai baju-Nya dengan darah
mereka sementara Dia menginjak-injak mereka itu dalam murka-Nya.
Jesaya 63 : 6 --- “Maka Aku akan menginjak-injak mereka itu dalam murka-Ku, dan membuat
mereka mabuk dalam amarah-Ku, maka Aku akan menjatuhkan kekuatan mereka sampai
ke tanah.”
Penjelasan singkat
mengenai keadaan itu dari Tuhan lebih diperluas lagi oleh nabi Jeheskiel yang
menuliskannya sebagai berikut :
“Dia berseru juga
pada telingaku dengan suara nyaring, katanya: ‘Suruhkanlah mereka yang bertugas
menjaga kota
itu untuk datang ke sini, yaitu setiap orang dengan senjata pembantainya di
tangannya. Maka, tengok datanglah enam orang dari jalan pintu gerbang yang
lebih tinggi, yang terletak arah ke utara, masing-masingnya dengan sebuah alat
pembantai di tangannya; maka salah seorang dari antara mereka itu berpakaian
linen dan di sisinya terdapat suatu alat penulis lalu masuklah mereka dan
berdiri di sisi medzbah tembaga. Maka kemuliaan Allah dari Israel sudah naik
dari atas cherub, tempatnya yang semula, ke ambang pintu rumah itu. Lalu
dipanggilnya orang yang berpakaian linen itu, yang mempunyai alat penulis di
sisinya. Lalu firman Tuhan kepadanya: ‘Berjalanlah di tengah-tengah kota,
sepanjang tengah-tengah Jerusalem, dan bubuhlah suatu tanda pada dahi-dahi
orang-orang yang berkeluh kesah dan berteriak karena sebab segala perbuatan
keji yang dilakukan di tengah-tengahnya. Dan kepada yang lainnya katanya pada
pendengaranku: Ikutilah dia dari belakang melalui kota itu lalu bunuhlah. Janganlah matamu
menaruh sayang dan jangan kenal belas kasihan. Bunuhlah seluruhnya, baik
orang-orang tua maupun orang-orang muda, baik anak-anak dara maupun anak-anak
kecil dan perempuan-perempuan. Tetapi janganlah menghampiri setiap orang yang
padanya terdapat tanda itu. Dan mulailah pada kaabah kesucianku. Lalu
mulailah mereka terhadap orang-orang bangsawan yang berada di depan
rumah itu.” – Jeheskiel 9 : 1 – 6.
Nubuatan Jeheskiel
mengungkapkan dengan jelas bahwa pekerjaan pembersihan ini dilaksanakan di
dalam sidang (Jerusalem), dalam masa pemisahan orang-orang yang tidak setia dari
antara orang-orang yang setia, dalam masa penghancuran “lalang-lalang” (Matius
13 : 30), pembuangan keluar ikan-ikan yang jelek (Matius 13 : 47 – 49), untuk
membersihkan sidang (Testimonies, vol. 5, p. 80), untuk membersihkan dinas kependetaan
(Maleakhi 3 : 1 – 3), untuk penyucian kaabah (Daniel 8 : 14) — yaitu pekerjaan
Pengadilan bagi Orang Hidup. Roh Nubuatan di zaman kita memberitahukannya
sebagai berikut :
“……Tetapi
hari-hari penyucian sidang itu sudah dekat sekali datangnya. Allah hendak
memiliki suatu umat yang suci dan benar. Dalam penyaringan yang hebat yang tak
lama lagi akan dilaksanakan, kita akan lebih mampu mengukur kekuatan Israel.
Tanda-tandanya mengungkapkan bahwa waktu itu sudah dekat apabila Tuhan akan kelak memanifestasikan, bahwa
sapu pembersih-Nya sudah ada di dalam tangan-Nya, maka Ia akan membersihkan
seluruh lantai-Nya. …….
“Di sini kita
saksikan bahwa sidang -- kaabah kesucian milik Tuhan itu -- adalah yang pertama
sekali akan merasakan pukulan dari murka Allah. Orang-orang bangsawan, kepada
siapa Allah telah memberikan terang besar dan yang telah berdiri sebagai
pengawal-pengawal dari semua kepentingan kerohanian umat, telah mengkhianati
kepercayaan yang diberikan kepada mereka. Mereka telah mengambil tempat agar
kita tidak perlu lagi menunggu mengharapkan berbagai keajaiban dan manifestasi
kuasa Allah seperti halnya di zaman dahulu. Masanya sudah berubah. Kata-kata
ini menguatkan ketidak-percayaan mereka, lalu mereka mengatakan : Tuhan tidak
akan berbuat yang baik, juga tidak akan dilakukan-Nya yang jahat. Ia adalah
sangat pengampun untuk mendatangkan celaka pada umat-Nya dalam penghukuman.
Dengan demikian damai dan sejahtera akan diserukan oleh orang-orang yang tidak
akan pernah lagi mengangkat suaranya bagaikan trompet untuk menunjukkan kepada
umat Allah berbagai pelanggaran mereka dan isi rumah Jakub berbagai dosa
mereka. Anjing-anjing yang bisu ini, yang tidak mau menggonggong, kelak
merupakan orang-orang yang akan merasakan pembalasan yang adil dari suatu Allah
yang murka. Laki-laki, wanita-wanita, dan anak-anak kecil, semuanya akan binasa
bersama-sama.” – Testimonies, vol. 5, pp. 80, 211.
Kemudian
Rasul Peterus menambahkan : “Karena waktu itu akan datang apabila pengadilan
harus dimulai terhadap isi rumah Allah; maka jika iaitu pertama sekali dimulai
pada kita, apakah kelak nasib mereka yang tidak mematuhi injil Allah ? Dan jika
orang benar saja jarang untuk dapat diselamatkan, dimanakah kelak orang-orang
yang tidak beriman dan orang-orang berdosa itu ? -- 1 Petrus 4 : 17, 18.
Karena
umat Allah di waktu ini tidak berada di tanah Edom,
di Selatan Palestina, melainkan sedang tercerai-berai di seluruh bumi, dan
karena Tuhan akan membantai musuh-musuh mereka untuk membebaskan mereka itu,
maka kebenarannya cukup jelas bahwa : Mereka inilah Edom dan Bozrah contoh saingan itu.
Setelah
Esau yang lalu itu menjual hak kesulungannya untuk seharga semangkok kacang
merah ia telah dinamai Edom,
dan nama Bozrah berarti “kawanan domba.” Jadi jelaslah, bahwa orang-orang Edom
dari Jesaya 63 : 1 itu ialah orang-orang yang di zaman kita telah menjual hak
kesulungan mereka, dan yang pada waktu yang sama sedang menganiaya (seperti
yang dilakukan Esau terhadap Jakub) orang-orang yang telah membeli hak
kesulungan itu, demikian itulah seandainya. Demikian itulah kelak halnya
sebagaimana umat Allah harus dilepaskan dari Sanhedrin di zaman Kristus, mereka
kini harus juga dilepaskan dari General Conference, saudara-saudara orang Edom
contoh saingan itu, supaya dapat dihantarkan ke dalam segala Kebenaran, dan ke
dalam tanah nenek moyang mereka.
Kata-kata,
“tahun penebusan-Ku ada datang,” dan “hari pembalasan itu ada di dalam
hati-Ku,” jelas mengungkapkan bahwa perbuatan tangan Tuhan yang aneh di Edom
dan Bozrah ialah hari pembalasan dan sebuah pertanda tentang Israel contoh
saingan (sidang yang sudah dibersihkan) kembali ke tanah airnya.
Jesaya
63 : 7 – 10 --- “Aku
akan menyebut kasih sayang Tuhan, dan berbagai pujian kepada Tuhan, sesuai
semua yang Tuhan sudah berikan pada kami, dan kebaikan-Nya yang besar terhadap
isi rumah Israel, yang sudah diberikan-Nya kepada mereka sesuai berbagai
kemurahan-Nya, dan sesuai begitu banyak kasih sayang-Nya. Karena firman-Nya,
Sesungguhnya mereka adalah umat-Ku, yaitu anak-anak yang tidak akan berbohong :
maka Ialah Juruselamat mereka. Dalam semua kesusahan mereka Ia telah
disusahkan, maka malaikat dari tempat kehadiran-Nya menyelamatkan mereka itu.;
dalam kasih dan dalam sayang-Nya Ia menebus mereka itu; dan Ia menggendong
mereka, dan membawa mereka selama segala
hari zamannya yang lalu. Tetapi mereka mendurhaka, dan mendukakan Roh Suci-Nya
: oleh karena itulah Ia berbalik menjadi musuh mereka, lalu Ia memerangi
mereka.”
Kesaksian
dari orang ini mengungkapkan bahwa suatu perubahan yang lengkap telah terjadi
dalam dirinya, sehingga ia telah memperoleh sebuah khayal tentang kebaikan
Tuhan, tentang panjang sabar-Nya dan tentang kemurahan hati-Nya --– ia
menyadari bahwa Tuhan tidak akan membebaskan orang yang bersalah. Dari
kesaksiannya akan juga terlihat bahwa Tuhan bukanlah seorang yang kejam dan
keras, yang berusaha untuk membunuh dan menghancurkan, melainkan bahwa Ia
adalah baik hati dan pemurah, sabar dan adil, sehingga Ia pantas untuk dipuji.
Orang ini berusaha membuktikan hal ini kepada orang lain oleh menarik perhatian
mereka kepada bagaimana Tuhan menangani umat-Nya dahulu, menunjukkan bahwa
Ia sangat panjang sabar dengan mereka itu, sehingga hanya bagi kebaikan mereka
Ia menghukum mereka – untuk membawa kembali mereka kepada-Nya, dan menjauhkan
mereka dari penyembahan berhala dan kebinasaan yang kekal.
Lagi pula,
firman itu menunjukkan dengan jelas bahwa perlunya kelepasan di waktu ini
adalah s a m a dengan di masa Musa dahulu.
Jesaya
63 : 11 – 15 --- “Kemudian teringatlah ia akan masa lalu, Musa dan
orang-orangnya, lalu mengatakan : Dimanakah Dia yang telah membawa mereka itu
keluar dari laut bersama dengan gembala dari kawanan domba-Nya ? Dimanakah Dia
yang memasukkan Roh Suci-Nya ke dalam orang itu? yang menghantarkan mereka oleh
tangan kanan Musa dengan lengan-Nya yang mulia, yang membelah air di hadapan
mereka itu, membuat diri-Nya menjadi suatu nama yang kekal ? yang membawa
mereka itu melalui ke dalaman, bagaikan seekor kuda di dalam padang belantara, sehingga mereka tidak
terantuk jatuh ? Bagaikan seekor binatang
yang turun ke dalam lembah ; Roh Tuhan membuatnya beristirahat : demikianlah
Engkau menghantarkan umat-Mu, membuat diri-Mu sebuah nama yang mulia.
Pandanglah ke bawah dari langit, dan tengoklah dari tempat tinggal-Mu yang suci
dan mulia : dimanakah semangat-Mu dan kekuatan-Mu, bunyi kasih sayang-Mu dan
rahmat kemurahan-Mu kepada kami ? Adakah sekaliannya itu masih ditahan?”
Karena
terdapat di dalam nubuatan suatu seruan bagi suatu kelepasan yang sama
sebagaimana tampak di zaman Musa, maka kenyataannya adalah jelas : Sidang telah
di bawa ke dalam perhambaan dan kini perlu untuk dilepaskan. Beberapa tahun
yang lalu Ilham telah mengamarkan sebagai berikut :
“Sidang
telah berbalik dari mengikuti Kristus pemimpin-Nya, dan sedang terus mundur ke
Mesir. Namun ada sebagian kecil yang gempar dan tercengang karena mereka
membutuhkan kuasa rohani. Keragu-raguan, dan bahkan ketidak-percayaan pada
kesaksian-kesaksian dari Roh Allah, sedang meracuni gereja-gereja kita
dimana-mana. Setan menghendakinya demikian. Para
pendeta yang mengkhotbahkan dirinya sendiri gantinya menghotbahkan Kristus
menghendakinya demikian. Kesaksian-kesaksian (dari Roh Allah) itu tidak dibaca
dan tidak disukai. Allah telah berbicara kepadamu. Terang telah menyinari dari
firman-Nya dan dari kesaksian-kesaksian itu dan kedua-duanya telah diremehkan
dan dilalaikan. Hasilnya adalah jelas yaitu tidak adanya kesucian dan
penyerahan diri dan kesungguhan beriman di antara kita.” --- 5 Testimonies, p. 217.
Yesaya
63 : 16, 17 --- “Tidak diragukan lagi bahwa Engkaulah Bapa kami, sekalipun
Ibrahim tidak mengetahui akan hal kami, dan Israel pun tidak mengakui kami :
maka Engkau, Ya Tuhan, adalah Bapa kami, Penebus kami; nama-Mu sudah ada
semenjak dari kekekalan. Oh Tuhan, mengapakah Engkau membuat kami keliru
daripada jalan-jalanMu, dan mengeraskan hati kami terhadap takut akan Dikau ?
Karena sebab hamba-hamba-Mu, yaitu suku-suku bangsa dari harta pusaka-Mu itu,
kembalilah bagi mereka.”
Orang-orang
yang sedang menangis memohon kelepasannya itu adalah mereka yang tidak dikenal
oleh Ibrahim, dan Israel masa kini (Gereja) bahkan tidak mengakui keberadaan
mereka itu. Artinya, sebagaimana ditunjukkan pada permulaan penyelidikan kita
di atas, Ibrahim tidak mengetahui adanya orang-orang Kristen, dan orang-orang
yang menangis memohon kelepasan pada kegenapan nubuatan ini, adalah tidak
diakui sedemikian itu oleh Israel contoh saingan (Gereja). Dengan demikian, sekalipun
Ibrahim tua yang dahulu itu tidak mengenal kami, dan sekalipun Gereja tidak mau
mengakui kami, namun kami tahu bahwa Allah telah memberikan kepada kami sebuah
pekabaran, dan bahwa suatu perubahan telah terjadi dalam kami : sehingga kami
tidak lagi merasa puas berkecukupan, suam, dan bahwa kami tidak lagi lupa
terhadap kondisi kerohanian Laodikea kami yang menyedihkan, sengsara, miskin,
buta, dan bertelanjang. Kami menyadari bahwa ini adalah perbuatan Allah di
dalam hati kami, sehingga kami benar-benar sedang “dilahirkan kembali,”
yaitu lahir oleh Roh Suci : --- sehingga kami sekarang adalah orang-orang
Masehi Advent Hari Ketujuh yang lebih baik daripada kami sebelumnya. Oleh karena itu dapatlah kami dengan penuh percaya diri
mengatakan : “Tidak diragukan
lagi bahwa Engkaulah Bapa kami, Penebus kami, nama-Mu adalah kekal selamanya,
sekalipun kami senantiasa dan secara kasar diberitahu oleh saudara-saudara kami
: “Tidak, kamu adalah bukan orang Masehi Advent Hari Ketujuh.”
Jesaya
63 : 18, 19 --- “Umat
dari kesucian-Mu telah menguasai pemilikannya tetapi hanya sementara :
musuh-musuh kami telah menginjak-injak kabah kesucian-Mu. Kami adalah milik-Mu:
Engkau tidak pernah memerintah atas mereka itu, mereka itu tidak terpanggil
oleh nama-Mu.”
Memang,
para leluhur kami dahulu tinggal di tanah itu dan menikmati pelayanan di kaabah
kesucian selama sekian tahun, namun karena mengira bahwa mereka akan
menguasainya untuk selamanya, maka kata-kata yang berbunyi, “Umat dari
kesucian-Mu telah menguasai pemilikannya tetapi hanya sementara,” adalah
memang tepat. Orang-orang Arab dan orang-orang Yahudi yang tidak beriman, adalah
bukan orang-orang Kristen yang kini menguasai pemilikan atas tanah itu, mereka
itu tidak terpanggil oleh nama Kristus, dan bahkan belum pernah sama sekali.
Yesaya
63 : 17 --- “Oh
Tuhan, mengapakah Engkau membuat kami keliru daripada jalan-jalanMu, dan
mengeraskan hati kami terhadap takut akan Dikau ? Karena sebab hamba-hamba-Mu,
yaitu suku-suku bangsa dari harta pusaka-Mu itu, kembalilah. bagi mereka.”
Disini
ada seseorang yang mengenal bahwa umat Allah sedang berada dalam kekeliruan –
tidak mengikuti jalan Allah dan bahwa mereka itu tidak takut kepada-Nya. Oleh
karena itu, maka himbauan dari utusan itu adalah kiranya Allah mau kembali kepada
mereka, dan tidak meninggalkan mereka itu untuk selamanya. Doa dari pasal enam
puluh tiga itu berlanjut ke seluruh pasal enam puluh empat, dan memberikan
sebuah contoh mengenai bagaimana seharusnya doa-doa kita dibentuk bagi masa
sekarang ini. Mari kita membacakan seluruhnya di bawah ini.
Jesaya
64 : 1 – 12 --- “Oh
sekiranya Engkau mau mengoyakkan segala langit, sehingga Engkau mau turun ke
bawah, sehingga gunung-gunung dapat mengalir turun di hadapan hadirat-Mu,
seperti halnya sewaktu api yang mencair membakar, yaitu api yang membuat semua
air mendidih, membuat nama-Mu terkenal kepada semua musuh-musuh-Mu, sehingga
segala bangsa dapat gementar di hadapan hadirat-Mu! Apabila Engkau melakukan
perkara-perkara yang mengerikan yang tidak kami harapkan, Engkau turun,
gunung-gunung mengalir ke bawah di hadapan hadirat-Mu.
“Karena
semenjak dari permulaan dunia manusia sudah tidak mendengar, juga tidak mau
mengerti melalui pendengarannya, juga tidak melihat dengan matanya, Ya Allah,
di samping Dikau, apakah yang telah dipersiapkan-Nya bagi dia yang
menantikan-Nya. Engkau menemui dia yang bersuka cita dan melakukan kebenaran,
yaitu orang-orang yang ingat akan Dikau dalam segala jalan-jalan-Mu; bahwasanya
Engkau sudah murka, karena kami sesat daripadanya, jikalau kiranya selalu kami
tetap padanya, niscaya terpeliharalah kami.
“Tetapi
kami semua adalah bagaikan barang yang najis, dan semua kebenaran kami bagaikan
kain kotor yang compang camping, maka kami semua layu bagaikan sehelai daun,
dan semua kejahatan kami, bagaikan angin, membawa pergi kami. Maka tidak ada
seorangpun yang memanggil nama-Mu, yang tergerak dirinya untuk berpegang
pada-Mu : karena Engkau telah menyembunyikan wajah-Mu daripada kami, dan telah
menghancurkan kami karena sebab semua kejahatan kami.
“Tetapi
kini, Ya Tuhan, Engkaulah Bapa kami, kami adalah tanah liat, dan Engkaulah
penjunan kami, maka semua kami adalah perbuatan tangan-Mu. Ya Tuhan, janganlah
kiranya Engkau terlalu murka, juga janganlah selalu ingat akan kejahatan kami,
lihatlah dan tiliklah, kami mohon ke hadapan-Mu, kami semua adalah umat-Mu. Kota-kota suci-Mu adalah
sebuah padang belantara, Zion ialah sebuah padang belantara, Jerusalem sebuah
tempat yang sudah ditinggalkan sunyi. Rumah kami yang suci dan indah, dimana
nenek moyang kami telah memuji Dikau, telah dibakar dengan api, dan semua
benda-benda kami yang indah-indah sudah hancur. Ya Tuhan, hendakkah Engkau
menahan diri-Mu terhadap segala perkara ini ? hendakkah Engkau berdiam diri dan
menindas kami amat sangat ?“
Sekaranglah
kesempatan bagi kita, sekarang inilah hak istimewa kita untuk membuat doa ini
menjadi doa pribadi kita masing-masing. Sekarang dapatlah kita dengan bijaksana
mengatakan, Datanglah Kerajaan-Mu, Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti halnya
di dalam Sorga. Sekarang dapatlah kita dengan sepenuh hati menyatakan : “Bagaimanakah
kita kelak menyanyikan nyanyian Tuhan di sebuah negeri asing ? Jikalau aku
melupakan dikau, hai Jerusalem, maka biarlah tangan kanan-Ku melupakan
keindahannya. Jikalau aku tidak ingat akan dikau, maka biarlah lidah-Ku melekat
pada langit-langit mulut-Ku; jika aku tidak memilih Jerusalem di atas semua
kesukaan-Ku yang utama. Ingatlah, ya Tuhan kepada bani Edom pada zaman
Jerusalem, yang mengatakan, Runtuhkan dia, Runtuhkan dia, sampai ke dasarnya.” -- Mazmur 137 : 4 – 7.
Kini
setelah anda melihat dengan jelas tanda-tanda dan waktu dari penebusan kita dan
akan hari pembalasan Allah terhadap semua orang berdosa yang tidak bertobat
mendekat dengan cepatnya, anda dianjurkan supaya bersiap-siap, supaya
berkeluh-kesah dan berteriak melawan semua kekejian, untuk menerima tanda
kelepasan, supaya berada di antara buah-buah pertama itu. Kini dapatlah anda
dengan berbahagia dan penuh pengertian berusaha mencari Kerajaan Sorga dan
Kebenaran-Nya, dan mengetahui secara meyakinkan bahwa berbagai persoalan hidup
yang bersifat materi tidak boleh mendominasi semua yang bersifat rohani, karena
sekaliannya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6 : 25 – 34). Oleh sebab itu
Sorga mengharapkan dari anda supaya tidak berlambatan memutuskan secara resmi
dan tegas berdiri pada pihak Kebenaran. Kini karena tahun penebusan-Nya sudah
sampai, bahkan tanda-tanda dari hari pembalasan itu sudah ada di sini, maka
sekaranglah saatnya yang tepat bagi anda untuk membuat keputusan. Engkau tidak
dapat mengulur-ulur waktu karena Roh dari segala Kebenaran itu mengatakan:
“Olehnya itu [sebagaimana Roh Suci mengatakan, Pada hari ini jika engkau mau
mendengar suara-Nya, janganlah mengeraskan hatimu, seperti pada selama hasutan,
pada hari pencobaan di padang belantara : sewaktu para nenek moyangmu mencobai
Aku, dan menguji Aku, dan menyaksikan semua perbuatan-Ku empat puluh tahun
lamanya. Oleh karenanya aku sangat bersedih hati terhadap generasi itu, dan
mengatakan, Mereka selalu membuat salah di dalam hatinya; dan mereka tidak
mengetahui jalan-jalan-Ku. Itulah sebabnya aku bersumpah dalam murka-Ku, Mereka
tidak boleh masuk ke dalam peristirahatan-Ku]. Perhatikanlah, saudara-saudara,
supaya jangan ada di antara kamu seseorang yang tidak percaya yang berhati
jahat memisahkan diri dari Allah yang hidup. Melainkan supaya saling menasehati
satu terhadap yang lainnya, selagi panggilan itu berbunyi : Pada hari ini (bukan
kemarin, bukan di zaman Miller atau di zaman White); supaya jangan ada dari
antara kamu mengeraskan hatinya karena tersesat oleh dosa. Karena kita sudah
dibuat menjadi pengikut-pengikut Kristus, jika kita mempertahankan permulaan
keyakinan kita secara kokoh sampai akhir, karena telah dikatakan : Pada hari
ini jika engkau mau mendengar suara-Nya, janganlah mengeraskan hatimu, seperti
pada selama hasutan. Karena sebagian
orang, setelah mereka mendengar, mereka menghasut : meskipun tidak semua yang keluar dari Mesir
oleh Musa. Tetapi terhadap siapakah Ia bersedih hati selama empat puluh tahun
itu ? bukanlah iaitu terhadap mereka yang telah berdosa, yang bangkainya
berjatuhan di padang
belantara ? Dan terhadap siapakah Ia bersumpah bahwa mereka tidak boleh masuk
ke dalam peristirahatan-Nya, kalau bukan terhadap mereka yang tidak percaya itu
? Demikianlah kita saksikan bahwa mereka itu tidak dapat masuk karena sebab
ketidak-percayaan.” — Iberani 3 : 7 – 19.
1 TG. No. 43
*
* *
K o m e n t a r !
Pencari kebenaran yang jujur akan cepat
melihat, bahwa ada terdapat dua kali pengirikan buah anggur di dalam kebun
anggur Tuhan (Jesus) di bumi ini : Pertama, pada kedatangan-Nya yang pertama dahulu, dan kedua kelak akan
jadi pada peristiwa pembantaian orang-orang jahat dari nubuatan Jehezkiel pasal
9 yang akan datang di dalam kebun anggur yang sama.
Jika pada kedatangan-Nya yang pertama
pengirikan anggur itu berlangsung di Edom dan di Bozrah, maka dalam pengirikan contoh saingan yang
akan datang, pengirikan atau pembantaian dari nubuatan Jehezkiel pasal 9 itupun
tak dapat tiada sudah akan berlangsung juga di dua tempat : yaitu di Edom yang
melambangkan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, yang telah dikuasai oleh
anak-anak keturunan Esau, yang telah menjual hak kesulungan mereka kepada
anak-anak keturunan Jakub; dan kedua di Bozrah yang berarti kandang domba, yang
tak dapat tiada melambangkan Pusat
Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh dengan markas besarnya di Pusat Gunung
Karmel di Waco, Texas, USA.
Jadi, terlihat jelas bahwa sesudah kematian
hamba Tuhan Houteff dalam tahun 1955 yang lalu, maka sejak itulah Pusat Gunung
Karmel di Waco, Texas, yang dilambangkan oleh Bozrah sudah akan juga dikuasai
oleh anak-anak dara bijaksana yang memiliki tipu di dalam mulutnya. Mereka
itulah yang juga telah dilambangkan oleh “sekam” yang ternyata sudah akan
menguasai Pusat Karmel di Waco, Texas, tak lama sesudah kematian hamba Tuhan
Victor T. Houteff sampai kepada saat
kegenapan dari nubuatan Jehezkiel pasal 9 yang akan datang.
Bagaimanakah
nasib anak-anak dara bijaksana yang tidak memiliki tipu di mulut, atau mereka yang masuk kategori gandum?
Kemampuan bertahan dan kemajuan dari
anak-anak dara bijaksana atau gandum yang melambangkan umat Davidian Masehi
Advent Hari Ketujuh itu ternyata hanya berlangsung selama keberadaan hamba
Tuhan Houteff di tengah-tengah mereka. Sesudah kematian Houteff dalam tahun
1955, dan sesudah isterinya memegang tampuk pimpinan sebagai Presiden
menggantikan Houteff, lalu gagal membuktikan kebenaran ajarannya, bahwa
Kerajaan Daud akan berdiri dalam tahun 1959, maka ia secara resmi lalu
mengumumkan kepada dunia bahwa ajaran Tongkat Gembala itu tidak sehat. Pusat
Gunung Karmel di Waco, Texas
pada akhirnya telah dibubarkan sama sekali dan dilikwidasi dalam tahun 1962.
Demikianlah selama kira-kira 30 tahun lamanya lokasi Pusat Karmel itu telah
dikuasai oleh Gereja Presbyterian. Baharu dalam tahun 1991 lokasi bekas Pusat
Gunung Karmel itu berhasil dibeli kembali oleh mereka yang masih menguasainya
sampai kepada hari ini. Mereka itulah yang oleh hamba Tuhan Houteff sejak
jauh-jauh hari sebelumnya sudah diamarkan kepada kita sebagai berikut :
"Kita juga harus waspada dan awas, untuk menyadari bahwa pukulan itu j u g a akan datang secara mengejutkan dari
musuh-musuh yang tidak dicurigai – yaitu dari rekan-rekan penginjil yang sama,
yang tidak kurang setianya daripada p a - r a i m a m di zaman Kristus.” –
Pembina Gedung Putih, hal. 34, 35 (Edisi 1999).
Hamba Tuhan Nyonya Ellen G. White bahkan jauh-jauh hari sebelum
kedatangan Houteff telah meramalkannya sebagai berikut :
“Allah akan membangunkan umat-Nya, jika cara-cara lain gagal, maka
berbagai faham yang saling bertentangan akan masuk di antara mereka, yang akan
menyaring mereka itu, memisahkan s e k a m daripada g a n d u m. Tuhan menyerukan kepada semua yang
percaya pada firman-Nya supaya bangun daripada tidur mereka. T e r a n g yang berharga s u d a h d a t a n g yang sesuai bagi m a s a i n i.”
– 5 Testimonies, p. 707.
Jika pemisahan lalang-lalang daripada gandum itu terjadi di dalam
Gereja Masehi Advent Haari Ketujuh, dimana lalang-lalang akan menguasai
Organisasi General Conference of SDA sampai kepada saat pembersihan sidang
jemaat yang akan datang, maka pemisahan sekam daripada gandum itu baharu akan
jadi kemudian di dalam Persekutuan Umum Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh.
Dan di sinilah sekam akan kemudian menguasai Organisasi Pusat Gunung Karmel di
Waco, Texas, USA sampai kepada pembersihan sidang jemaat menggenapi nubuatan
Jeheskiel pasal 9 yang akan datang. Lalu bagaimanakah nasib kelima anak dara
bijaksana yang tidak memiliki tipu di mulut, atau mereka yang masuk kategori
gandum murni itu ? Untuk inilah nabi Zakharia sejak jauh-jauh hari sebelumnya
telah ikut meramalkannya sebagai berikut :
Zakharia
13 : 6, 7 :
“Maka seseorang akan mengatakan kepada-Nya:
Luka-luka apakah ini pada tanganMu ? Kemudian
Ia akan menjawab : Orang-orang
itu bersama siapa Aku telah terkena luka di dalam rumah kawan-kawan-Ku.
Bangkitlah, hai pedang, melawan gembala-Ku, dan melawan orang itu yang
merupakan rekanKu, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam: tebaslah
gembala itu, maka kawanan dombanya akan tercerai-berai, maka Aku akan
membalikkan tangan-Ku ke atas mereka yang kecil-kecil.” – Zakharia 13 : 6, 7.
Penjelasan kedua ayat itu secara terbatas
telah diberikan oleh Houteff di dalam khotbahnya pada Amaran Sekarang, Jilid 1,
No. 18. Ia tidak menjelaskan lebih jauh terhadap ayat 7, sebab dia sendiri
sebagai gembala yang dinubuatkan itu masih hidup. Namun kita harus mengerti,
bahwa karena nubuatan–nubuatan dari nabi Zakharia dialamatkan kepada kita di
akhir zaman, maka gembala yang diramalkan itu tak dapat tiada adalah Sdr.
Victor T. Houteff sendiri. Dan kawanan dombanya itu tak lain adalah orang-orang
Davidian Masehi Advent hari Ketujuh. Jadi, jelaslah bahwa setelah Houteff
sebagai gembala meninggal dunia dalam tahun 1955, maka Tuhan sudah akan
memegang sendiri kendali kepemimpinan umatNya di dalam tanganNya sendiri.
Demikian inilah pula yang sejak jauh-jauh
hari sebelumnya sudah diramalkan oleh hamba Tuhan Nyonya White sebagai berikut
:
“….. Tuhan akan
bekerja dalam pekerjaan yang terakhir ini dalam suatu cara yang sama
sekali berbeda daripada biasanya, dan dalam cara yang bertentangan dengan
setiap rencana manusia. Akan ada orang-orang di antara kita yang selalu ingin
mengontrol pekerjaan Allah, untuk mendikte sampai kepada pergerakan apa saja
yang akan dibuat apabila pekerjaan itu bergerak maju di bawah pengarahan
dari malaikat itu yang bergabung dengan malaikat yang ketiga dalam pekabaran (ROH
NUBUATAN) yang akan diberikan kepada dunia. Allah akan menggunakan
cara-cara dan sarana oleh mana iaitu akan tampak, bahwa IA sedang memegang
kendali pemerintahan di dalam tangan-Nya sendiri. Para
pekerja akan terpesona oleh sarana-sarana yang sederhana yang akan
digunakan-Nya untuk membuat dan memantapkan pekerjaan pembenaran-Nya.” --
Testimonies to Ministers, p. 300. – (dalam kurung tambahan).
Tuhan akan bekerja dalam pekerjaan yang
terakhir ini dalam suatu cara yang sama sekali berbeda daripada biasanya. Jika
pada biasanya Tuhan Allah bekerja melalui Pusat OrganisasiNya di General
Conference of SDA, yang kemudian telah dire-organisasikan (ditata kembali)
sesuai perintah-Nya pada Seruan Pembanguan Rohani dan Reformasi Rohani pada Review
and Herald, tertanggal 25 Pebruari 1902, dan yang telah direalisasikan oleh
hamba Tuhan Houteff sesuai Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) di dalam buku
Keimamatan dari Davidian MAHK, menjadi General Association of Davidian SDA atau
Pusat Gunung Karmel di Waco, Texas, USA., maka setelah kematian hamba Tuhan
yang sederhana itu dalam tahun 1955, dan setelah Pusat Karmel di Waco, Texas,
USA dilikwidasi, maka semenjak dari tahun 1962 itu Tuhan Allah sesungguhnya
sudah memegang sendiri kendali pemerintahan atas “mereka yang kecil-kecil” itu
dalam tangan-Nya sendiri.
Untuk itulah, maka ucapan hamba Tuhan Nyonya
White berikut ini sudah akan benar-benar digenapi menjadi kenyataan. Nyonya
White mengatakan:
“Allah akan mengutus keluar ke dalam kebun
anggurNya (Sidang) banyak orang yang belum pernah didedikasikan ke dalam tugas
kependetaan melalui tumpangan tangan.” -- The
Acts of the Apostles, p. 110.
Artinya, sesudah Pusat Gunung Karmel di Waco,
Texas, dilikwidasi dalam tahun 1962, maka sejak itulah sudah akan muncul
gembala-gembala dan guru-guru pilihan ilahi (vanguards) yang tidak akan lagi
dikenal karena pengangkatannya yang resmi melalui tumpangan tangan di Pusat
Karmel di Waco, Texas, USA, melainkan justru karena mereka tidak mau lagi tunduk
kepada Sanhedrin contoh saingan yang sangat menyesatkan itu.
Tangan
Tuhan atas mereka yang kecil-kecil.
Zakharia 13 : 7.
Salah satu ciri atau identitas umat Allah di
bumi ini ialah : Sepakat, sehati
sepikir, dan membicarakan perkara-perkara yang sama. Ini membuktikan bahwa
semua mereka itu berada di bawah kendali Roh Kebenaran yang sama. Dan ini pula
yang membuktikan bahwa semua mereka itu berada di bawah kendali pemerintahan
dari tangan Tuhan sendiri.
Kondisi umat Allah yang sedemikian itu pernah
ada di zaman Houteff, maka Pusat Karmel di Waco, Texas, USA telah menjadi
General Associations of DSDA (Persekutuan Umum Davidian MAHK), sedangkan di seluruh dunia bermunculan di banyak tempat
Associations of DSDA (Persekutuan-Persekutuan Davidian MAHK). Association of
Davidian SDA (Persekutuan Davidian MAHK) di Indonesia masih tetap berdiri,
bahkan diharapkan untuk tetap berdiri sampai kepada hari Tuhan yang besar dan
mengerikan yang akan datang, apabila nubuatan Jeheskiel pasal 9 itu akan
digenapi menjadi kenyataan.
Jadi, jika pada sebelumnya atau pada kebiasaannya
yang lalu, tangan Tuhan selalu memegang kendali pemerintahan atas mereka yang besar-besar,
yang memimpin di Pusat Pekabaran-Nya di General Conference of SDA, dan kemudian
di Pusat Pekabaran-Nya di Gunung Karmel di Waco, Texas, maka sesudah tahun 1962
Tuhan Allah lalu membalikkan tangan-Nya ke atas mereka yang kecil-kecil. Jelaslah
kiranya dimengerti, bahwa “mereka yang kecil-kecil” itu tak dapat tiada
dimaksud kepada kelompok-kelompok umat Davidian yang bersekutu dalam persekutuan-persekutuan
biasa (associations of Davidian SDA), yang sudah lepas sama sekali dari kendali
Pusatnya (General Association atau General Conference) di Amerika Serikat.
Jadi, genaplah ucapan hamba Tuhan Nyonya
White sebelumnya yang telah meramalkan : “….. Tuhan akan bekerja dalam pekerjaan yang
terakhir ini dalam suatu cara yang sama sekali berbeda daripada biasanya,
dan dalam cara yang bertentangan dengan setiap rencana manusia …………..”
* * *
Kunjungilah Situs Internet kami berikut ini :
www.tongkat-gembala.org
www.bible-prophecies.org
|